Generasi Muda dan Kewirausahaan Sosial

Generasi Muda dan Kewirausahaan Sosial

September 17, 2020 Perspektif 1



Awal kedatangan badai corona dari negeri tirai bambu pernah diabaikan banyak pihak. Namun, kini corona menunjukkan amarahnya dengan memakan jutaan korban di seluruh dunia. Tidak hanya kesehatan, badai corona menyerang semua aspek kehidupan terutama ekonomi. Hampir tidak ada negara yang tidak mengalami penurunan aktivitas ekonomi akibat corona. Bahkan sejumlah negara sempat menyentuh dua digit pertumbuhan ekonomi yang minus.

Indonesia pun mengalami hal yang serupa. Laporan BPS (Badan Pusat Statistik) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi di quartal kedua ini sebesar -5,32%. Diperkirakan quartal selanjutnya masih minus yaitu sekitar -2%. Kondisi ini berdampak pada situasi ketenagakerjaan di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementrian Ketenagakerjaan (Kemenaker) per 7 April 2020 mencatat sebanyak 1.010.579 orang pekerja yang dirumahkan bahkan hingga di PHK oleh perusahaan. Melihat data tersebut bisa dipastikan angka pengangguran Indonesia meningkat sehingga jumlah penduduk miskin pun bertambah. Menurut proyeksi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas bahwa akan ada lonjakan penduduk miskin dari yang tadinya 24,79 juta orang menjadi 28,7 juta orang.

Generasi Muda Beraksi

Kondisi pandemi yang sedang berlangsung menelurkan dilemma kronis, yaitu pilihan antara ekonomi vs kesehatan. Jika masyarakat memilih ekonomi dan beraktivitas seperti biasa, kesehatan bahkan nyawa akan menjadi korban.Sebaliknya, jika memilih kesehatan dengan mengurangi aktivitas, penghidupan bakal suram.

Lalu bagaimana seharusnya peran anak muda dalam dilema kronis ini ? Pemuda dengan semua kapasitas yang dimiliki seharusnya bisa memanfaatkan momentum ini untuk memilih peran yang vital. Kaum muda yang peduli bisa mengambil peran untuk melakukan pemulihan ekonomi. Membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Dalam konteks ini, bukan berarti harus menjadi pengusaha atau pebisnis yang mengejar profit. Sebab memulai bisnis di usia muda, modal kerap menjadi kendala utama. Dengan semangat gotong royong, pemuda bisa bergerak di wilayah kewirausahaan sosial (social entrepreneurship).

Menurut Ashoka, social entrepreneur adalah orang yang memberikan solusi inovatif untuk masalah yang paling membebani masyarakat. Ide inovatif ini didorong oleh misi sosial untuk memecahkan masalah sosial yang diabaikan oleh sektor publik dan swata (Kauffman Center for Entrepreneurial Leadership). Sementara Skoll Foundation menyatakan social entrepreneur adalah seorang pionir (perintis) yang berguna bagi kemanusiaan. Sebagai social entrepreneur, anak muda dengan ide-ide inovatif bisa membantu masyarakat yang sedang kesulitan sosial-ekonomi akibat pandemi corona.

Masjid Miliki Sumberdaya Melimpah

Lalu bagaimana anak muda sebagai social entrepreneur mendapatkan modal ? Sebagai lembaga sosial, masjid memiliki keistimewaan yaitu dapat menghimpun dana dari masyarakat melalui zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS). Dalam Kongres Umat Islam ke VII 28 Februari lalu, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengatakan Indonesia adalah negara yang memiliki masjid terbanyak di dunia yaitu sekitar 800.000. Dengan jumlah umat muslim sekitar 230 juta, tentu potensi dana ZIS di Indonesia bukan sumberdaya yang kecil.

Dengan otoritas menghimpun dana umat, banyak masjid yang memiliki sumberdaya melimpah. Tidak jarang ketika mengumumkan jumlah saldo, para pengurus masjid menyebutkan jumlah puluhan hingga ratusan juta rupiah. Dana ini seharusnya bisa digunakan tidak hanya untuk dana operasional dan pembangunan fisik masjid, namun juga dapat digunakan untuk kesejahteraan umat.

Sumberdaya inilah yang dapat digunakan oleh anak-anak muda sebagai modal (capital) untuk bergerak di wilayah kewirausahaan sosial. Anak muda bisa bergerak melalui remaja masjid atau membuat lembaga (filantropi) di bawah naungan masjid. Dana ZIS dari masjid dapat disalurkan ke masyarakat yang sedang kesulitan sosial-ekonomi.

Alokasi dana bisa digunakan untuk program pemberian (charity) dan pemberdayaan (empowerment). Program pemberian bisa disalurkan melalui kegiatan pemberian sembako gratis, pasar murah, atau pemasangan wifi gratis karena sekarang semua kegiatan pendidikan melalui daring (online). Sementara program pemberdayaan bisa dengan penyaluran dana untuk bantuan modal bagi usaha mikro dan kecil atau bisa digunakan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan

Alokasi dana bisa digunakan untuk program pemberian (charity) dan pemberdayaan (empowerment). Program pemberian bisa disalurkan melalui kegiatan pemberian sembako gratis, pasar murah, atau pemasangan wifi gratis karena sekarang semua kegiatan pendidikan melalui daring (online). Sementara program pemberdayaan bisa dengan penyaluran dana untuk bantuan modal bagi usaha mikro dan kecil atau bisa digunakan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan kerja dan ketrampilan. Sejumlah program tersebut dapat membantu masyarakat tetap survive saat perekonomian lesu.

Pengelolaan dana masjid harus dengan manajemen dan akuntabilitas yang baik agar dana dapat disalurkan ke kelompok yang tepat. Penyaluran dana bisa memprioritaskan warga di sekitar masjid terlebih dahulu. Dengan cara ini, keberadaan masjid bisa dirasakan manfaatnya oleh umat.

Selain uang, modal lain yang lebih penting adalah modal sosial (social capital). Dalam masyarakat kita, semangat gotong royong menjiwai semua aspek kehidupan masyarakat. Gotong royong inilah yang menjadi modal sosial sebagai bahan perekat sesama individu di masyarakat. Dalam konteksi, ini semangat gotong royong bisa membangun kepercayan (trust) dan visi, agar semua elemen di masyarakat dapat saling membantu untuk mengatasi masalah akibat pandemi.

Dengan demikian generasi muda bisa membantu pengurus masjid untuk mengelola sebagian dana ZIS. Sehingga pengurus masjid bisa fokus dalam pelayanan ibadah dan kajian-kajian keislaman sementara untuk kegiatan sosial-ekonomi diserahkan kepada Generasi muda.


One Response

  1. Rafi ul haq berkata:

    Mantap…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *